September 9, 2009

Apa itu Softskill ?

Baru-baru ini di Universitas Gunadarma mewajibkan mata kuliah Softskill untuk semua mahasiswa aktifnya. Pengumuman tentang mata kuliah softskill ini bisa sobat lihat disini dan isinya seperti ini :

Mata Kuliah "Softskill" WAJIB untuk Mahasiswa UG
Mulai tahun ajaran PTA 2009/2010 setiap mahasiswa program studi D3 dan S1 di Universitas Gunadarma wajib mengikuti Mata Kuliah yang proses belajar-mengajarnya adaptif terhadap pengembangan softskills. Mata Kuliah tersebut akan diberikan setiap semester dengan mata kuliah yang tetap mengacu ke daftar mata kuliah yang tertuang pada kurikulum di masing-masing program studi.
Penilaian mata kuliah ini hanya berdasarkan Portofolio Mahasiswa yang mencerminkan kreativitas dan inovasi mahasiswa di dalam dan di luar kelas. Informasi selengkapnya untuk mata kuliah tersebut dapat dilihat pada fasilitas File pada Studentsite.


Nah mungkin sobat-sobat sekalian masih belum mengerti apa itu softskill, kalo begitu berarti sama dengan saya, saya juga belum begitu mengerti apa itu softskill,, hehe..

Jadi begini, karena Selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, mahasiswa lebih banyak dibekali technical skill. Namun, ternyata ketika memasuki dunia kerja, maka tidak hanya technical skill yang dibutuhkan melainkan juga soft skill. Soft skill kini menjadi salah satu faktor yang menentukan kesuksesan karir seseorang dan dapat turut meningkatkan kinerja organisasi.

Soft skill terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah kualitas personal, yang terdiri dari: dapat bertanggung jawab, kepercayaan diri, mampu bersosialisasi, self-management (mampu mengatur diri sendiri) dan integritas/kejujuran. Kemudian kedua adalah interpersonal skill yang terdiri dari leadership (kepemimpinan), kemampuan bernegosiasi, mampu bekerjasama dalam tim, mau berbagi ilmu dengan orang lain, serta dapat melayani klien/pelanggan.

Menurut mantan Dirut perusahaan konsultan global McKinsey and Company, Don Watters, sekarang ini pemberi kerja cenderung untuk mencari lebih dari nilai yang impresif dan pengetahuan mengenai teori bisnis. Mereka mencari orang yang memiliki soft skill. Ia juga berkata bahwa faktanya lulusan terbaik MBA tidak selalu menjadi manajer yang terbaik dan tersukses.

Soft skill yang umumnya paling dibutuhkan adalah interpersonal skill dan team working skill. Managing Director dari Cisco Systems Global Development Center di Bangalore, India mengatakan bahwa tantangan utama yang dihadapinya adalah untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan individu-individu dalam upaya mencapai kesuksesan. Untuk itu, maka harus dibangun suatu hubungan dan interaksi serta komunikasi yang sering di antara anggota tim. Selain itu, juga harus peka dan menghormati perbedaan kultur. Orang dengan kultur yang berbeda cenderung untuk salah paham terhadap perilaku orang lain dan stereotipe mengenai orang yang berasal dari lain negara. Maka penting untuk menyadari adanya perbedaan kultur supaya dapat bekerja sama secara efektif.

Psikolog David McClelland berpendapat bahwa terdapat beberapa hal yang berkontribusi terhadap kesuksesan para eksekutif. Faktor-faktor yang terkuat antara lain dorongan pencapaian, mengembangkan orang lain, kemampuan beradaptasi, pengaruh, kepercayaan diri dan kepemimpinan. Semuanya adalah soft skill. Satu-satunya hard skill yang masuk dalam daftarnya hanyalah kemampuan berpikir analitis.

Hasil penelitian menunjukkan , justru soft skill yang menentukan kesuksesan seseorang dalam kepemimpinan suatu bisnis. Seperti artikel pada CPA Journal yang mengemukakan bahwa 20% kesuksesan seseorang diperkirakan berasal dari intelegensia yaitu kemampuan untuk belajar dan memahami. Sementara itu, 80% sisanya berasal dari kemampuan untuk memahami diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain.

Ada pelajaran menarik dari buku Lesson from The Top karya Neff dan Citrin (1999). Pada tahap pertama, penulis buku itun meminta kepada sekitar 500 orang (CEO dari berbagai perusahaan, LSM, dan dekan/rektor perguruan tinggi) agar menominasikan 50 nama orang yang dianggap tersukses di AS. Mereka antara lain Jack Welch (General Electric), Bill Gates (Microsoft), Andy Grove (Intel), Lou Gerstner (IBM), Michael Dell (Dell Computer), Mike Armstrong (AT&T), John Chambers (Cisco System), dan Frederick Smith (Federal Express).

Tahap berikutnya, penulis buku itu mewawancarai 50 orang terpilih tersebut. Selain memuat hasil wawancara, buku itu juga menampilkan satu bab simpulan yang memuat 10 kiat sukses yang menurut 50 orang tersebut paling penting.

Sepuluh kiat sukses itu, kebanyakan menyebutkan pentingnya memiliki keterampilan lunak sebagai syarat sukses di dunia kerja. Mereka juga sepakat, yang paling menentukan kesuksesan bukanlah keterampilan teknis, melainkan kualitas diri yang termasuk dalam kategori soft skills atau keterampilan berhubungan dengan orang lain (people skills).

Sepuluh kiat sukses ke-50 orang sukses tersebut adalah, pertama, nafsu yakni unsur dalam kecerdasan emosional yang merupakan kiat sukses, yang meliputi gairah atau semangat membara.

Kedua, intellegence quotient thinking (IQ). Indikatornya kemampuan menghitung, menganalisis, mendesain, berwawasan, berpengetahuan luas, membuat model, dan kritis. Ketiga, kemampuan berkomunikasi dalam mengembangkan/ membangkitkan diri dan mengembangkan orang lain. Keempat, kesehatan dan energi tinggi, meliputi kemampuan menjaga stamina fisik dan kesehatan organ-organ tubuh.

Kelima, kecerdasan spiritual. Kecerdasan itu di AS masih menduduki urutan tinggi dalam mendukung sukses. Kecerdasan spiritual mampu menjawab untuk apa dia hidup, mau ke mana setelah hidup, dan apa yang ditargetkan setelah kehidupan ini. Orang yang mempunyai kecerdasan itu akan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan dan menyejahterakan orang sebanyak mungkin, bukan justru membuat orang lain menderita. Keenam, kreatif dan inovatif. Ketujuh, rendah hati. Kedelapan, selalu bersikap positif. Kesembilan, hidup dalam keluarga yang harmonis; dan kesepuluh, fokus dan mengerjakan yang benar.

Kesepuluh indikator sukses tersebut merupakan kecerdasan holistik yang harus disiapkan. Tampaknya, nilai spiritualitas dan aspek moral tidak kalah pentingnya, yang terangkum ke dalam delapan soft skills dan dua hard skills (nomor dua dan empat). Jadi, syarat yang harus dipenuhi lebih banyak unsur soft skills.

Oleh karena itu, tak dapat disangkal lagi bahwa communication dan interpersonal skill merupakan syarat terpenting untuk sukses di profesi manapun. Komunikasi merupakan sesuatu yang selalu kita lakukan baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Komunikasi juga mengambil peranan penting dalam team working skill. Jika kita tidak dapat bekerja sama dengan baik dengan orang-orang lain di dalam organisasi, maka tujuan akan semakin sulit untuk dicapai.


Sumber: vibiznews.com, Wikipedia, Harvard Business School Working Knowledge, dll.


Gembel

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

2 comments:

ekosulistio said...

baru tau nich yg namanya softskill.. :):)

Gembel said...

iya sob, malah softskill itu penting banget nanti didunia kerja lho... :D

 

Copyright @ 2013 Gembel-IT.

Designed by Templateiy & CollegeTalks